Sebelum kita masuk ke perbedaan trafo kering dan trafo basah, kita harus tau dulu konsep dari trafo itu sendiri. Trafo merupakan peralatan yang sangat penting pada sistem tenaga listrik, fungsi utamanya untuk memindahkan energi listrik dengan mengubah tingkatan tegangan dari suatu rangkaian listrik ke rangkaian listrik lainnya melalui prinsip induksi magnetik tanpa merubah frekuensi. Sisi primer dan sekunder tidak terhubung secara fisik melainkan melalui induksi.
Setelah kita mengetahui konsep dasar dari trafo, sekarang kita masuk ke pokok pembahasan yaitu perbedaan trafo kering atau bahasa kerennya Oil Cooled Transformer (OCT) dan trafo basah dengan bahasa kerennya Dry Type Transformer (DTT).
Trafo Basah (Oil Cooled Transformer)
 |
Trafo Basah (Oil Cooled Transformer) |
Trafo basah ini dapat memiliki daya yang lebih besar dibandingkan trafo kering serta mengalirkan arus yang besar. Arus yang besar dapat menyebabkan trafo panas, maka dari itu harus didinginkan dan diisolasi dengan menggunakan minyak. Trafo ini banyak digunakan didalam aplikasi sistem tenaga listrik baik itu di trafo step up dan step down, baik di trafo daya atau di trafo distribusi.
Trafo Kering (Dry Type Transformer)
 |
Trafo Kering (Dry Type Transformer) |
Trafo kering tidak menggunakan minyak dalam mengisolasi atau pendinginan tetapi menggunakan udara, untuk memperkuat udara beberapa jenis trafo kering diberi cast resin. Karna tidak ada minya trafo kering biaya maintenancenya rendah. Trafo ini bisa diinstal dekat beban (Panel distribusi, MCC, dll sehingga mengurangi losses.
Penggunaan trafo kering juga akan memakan tempat lebih sedikit cocok untuk gedung yang tempatnya terbatas.
Lightning arrester dapat ditempatkan dalam panel cubicle tiap fasa (R, S dan T). Untuk proteksi lebih sedikit kara menggunakan over temperature saja.
Kekurangan trafo kering ini, tidak bisa diperbaiki pada belitannya atau tidak dapat di rewinding sedangkan trafo basah bisa. Sensor over temperature harus di rawat rutin agar berfungsi ketika terjadi gangguan. Untuk pengaturan tegangannya agak ribet karna harus melakukan pembukaan terminasi serta akan meningkatkan biaya setiap melakukan pengaturan tegangan.
Efisiensinya lebih rendah karna resistansinya lebih tinggi sehingga akan mengakibatkan losees yang lebih besar. Dari sisi isolasi yaitu
Besic Insulation Level lebih rendah dari trafo basa sehingga tidak cocok menerima
tegangan transien yang cukup tinggi, Kemampuan overload lebih rendah dibandingkan trafo basah yaitu 115% sedangkan trafo basah kemampuan overloadnya mampu dibebani 180% (ANSI/IEEE C57.91-1981 Tabel 5 dan 6).
Demikian artikel tentang perbedaan trafo kering dan trafo basah yang Kelas Teknisi terbitkan semoga bermanfaat!
Referensi presentasi "DRY TYPE VS OIL COOLED TRANSFORMER" dari Ir. Muhamad Ali, MT, IPM (Lecturer in Electrical Engineering, Universitas Negeri Yokgyakarta).