Thermal Overload Relay (TOR): Pengertian, Fungsi, dan Cara Kerja

TOR adalah bagian integral dari susunan panel kontrol motor listrik. Fungsinya sangat vital dalam prosedur keselamatan rangkaian. Perangkat ini memanfaatkan prinsip termal untuk memberikan perlindungan terhadap arus berlebih.

 

Artikel ini menguraikan detail komponen, pemahamannya, fungsionalitasnya, dan cara kerjanya. Jadi, jika Anda ingin memahami lebih dalam tentang thermal overload relay, berikut adalah penjelasannya.

 


Pengertian TOR

Thermal Overload Relay (TOR) adalah salah satu alat proteksi yang bekerja berdasarkan pengaruh suhu, di mana arus yang mengalir dikonversi menjadi panas untuk mempengaruhi bimetal. Bimetal inilah yang kemudian akan menggerakkan tuas untuk menghentikan aliran arus ketika terjadi arus lebih.

 

Penomoran pada TOR meliputi nomor 1-3-5 sebagai kontak input sumber tegangan atau input dari kontaktor pada rangkaian utama (380V), dan nomor 2-4-6 sebagai kontak output menuju ke motor listrik pada rangkaian utama. Berikut ini adalah gambar diagram kontak TOR.


Pada intinya, Thermal Overload Relay memiliki tingkat proteksi yang lebih efektif dan ekonomis karena dapat berfungsi sebagai pelindung beban lebih (Overload), melindungi dari ketidakseimbangan fasa (Phase Failure Imbalance), dan melindungi dari kehilangan tegangan fasa (Phase Loss). Untuk mengatur besarnya arus maksimum yang dapat melewati TOR, dapat dilakukan dengan memutar penentu arus menggunakan obeng hingga mendapatkan nilai yang diinginkan.


Contoh Rangkain dengan penggunaan thermal overload relay secara sederhana, dapat ditemui dalam rangkaian motor listrik, berikut wiring rangkaian motor listrik dengan rangkaian DOL (Direct On-Line).

Fungsi Thermal Overload Relay

Fungsi utama dari thermal overload relay adalah melindungi motor listrik dari arus berlebih yang dapat merusak rangkaian. Penggunaannya serupa dengan sekering dan MCB pada instalasi listrik rumah.


Berdasarkan prinsip kerja bimetal, perangkat ini sangat berguna saat terjadi lonjakan arus mendadak. Jika motor listrik yang dilindungi TOR adalah tiga fasa, maka setiap fase memiliki bimetal yang siap memutus fluks magnet jika terjadi arus lebih.


Selain melindungi dari arus berlebih, TOR juga bereaksi terhadap kondisi tertentu yang menyebabkan panas, seperti:

  • Terjadinya korsleting.
  • Arus start yang terlalu tinggi.
  • Motor listrik yang tiba-tiba berhenti.
  • Salah satu fase pada motor listrik tiga fasa yang terbuka.
  • Tekanan mekanis yang berlebihan.


Komponen Thermal Overload Relay

Mungkin terlihat rumit bagi masyarakat umum, namun bagi mereka yang terbiasa dengan perangkat elektronik, memahami bagian dan fungsi dari thermal overload relay cukup mudah.


Berikut adalah penjelasan singkat mengenai komponen thermal overload relay dan fungsinya:

  • Terminal biasanya terdiri dari tiga terminal yang terhubung langsung ke kontaktor tiga fasa R, S, dan T.
  • Kemampuan untuk menguji perjalanan uji dan fitur kelebihan beban.
  • Tombol reset untuk mengembalikan TOR ke kondisi normal.
  • Catu daya ke motor listrik akan berfungsi.
  • Tombol stop, digunakan untuk menghentikan motor listrik atau menguji kontak NC dan NO tambahan.
  • Trip aksial normaly close (NC), status default terhubung, biasanya terhubung ke rangkaian kontrol.
  • Berguna untuk memutuskan rangkaian kontrol setelah kontrol MCB.
  • Pengaturan mode TOR yang digunakan antara mode H (manual) atau mode A (otomatis).
  • Pengaturan arus, digunakan untuk mengatur kapasitas arus yang dapat diterima TOR.
  • Trip aksial normal terbuka (NO), status default terputus dan berfungsi sebagai indikator saat terjadi kelebihan beban.
  • Terminal utama adalah terminal input TOR dan tiga fase R, S, dan T.

 

Cara Kerja Relay Overload Termal

Prinsip kerja dari thermal overload relay adalah elemen pemanas TOR yang meningkatkan suhu bimetal saat arus satu fasa meningkat. Ketika suhu bimetal mencapai kondisi tertentu (arus lebih), bimetal akan membengkok dan memutuskan kontak.


Kontak bantu otomatis akan berubah dari NC ke NO. Di sisi lain, perangkat bantu yang sebelumnya terhubung ke rangkaian kontrol akan mengirimkan sinyal untuk menghentikan motor listrik. Motor listrik berfungsi dengan baik dan relay belum aktif. Di sebelah kanan adalah TOR dalam keadaan terpicu.


Penggunaan bimetal dalam TOR memiliki kelemahan. Artinya, jika TOR diatur ke posisi otomatis, bimetal yang masih terdistorsi akibat suhu tinggi tidak segera kembali ke kondisi semula karena membutuhkan waktu untuk menjadi dingin lagi.

 

Akibatnya, jika Anda mencoba menekan tombol reset, Anda tidak akan dapat menggunakan motor listrik sebelum bimetal kembali normal.


Kesimpulan

Thermal Overload Relay (TOR) adalah perangkat penting dalam sistem kontrol motor listrik yang melindungi dari arus berlebih. Menggunakan prinsip bimetal, TOR dapat mendeteksi dan memutus aliran listrik saat terjadi lonjakan arus yang berbahaya.

Meskipun tampak rumit, dengan pemahaman yang tepat, pengguna dapat memanfaatkan TOR untuk menjaga keamanan dan kinerja motor listrik. Dengan fungsinya yang hampir mirip dengan sekering dan MCB, TOR memastikan perlindungan optimal, khususnya dalam kondisi-kondisi yang dapat menyebabkan panas berlebih.


Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url