Mengenal Relay: Fungsi, Cara Kerja, dan Komponennya

Relay


Pernahkah Anda bertanya-tanya bagaimana sebuah sistem elektronik bisa mengontrol aliran listrik yang besar dengan hanya menggunakan sinyal kecil? Jawabannya ada pada relay! Dalam artikel ini, kita akan membahas secara tuntas apa itu relay, bagaimana cara kerjanya, dan mengapa komponen ini sangat penting dalam berbagai aplikasi elektronik. Yuk, simak sampai habis untuk menemukan bagaimana relay bisa membuat perbedaan besar dalam sistem yang kompleks!

Apa Itu Relay?

Relay adalah sebuah saklar elektrik yang dioperasikan secara elektromagnetik. Komponen ini berfungsi untuk mengontrol aliran listrik dalam sebuah rangkaian dengan prinsip elektromagnetik. Relay terdiri dari dua bagian utama, yaitu elektromagnet (kumparan) dan rangkaian kontak saklar. Dengan arus listrik yang kecil, relay dapat mengendalikan arus listrik bertegangan lebih tinggi, memungkinkan pengendalian sistem yang lebih besar.

Fungsi Relay dalam Rangkaian Elektronik

Relay memiliki peran penting dalam sistem elektronik sebagai penghubung atau antarmuka antara sistem kendali dan beban dengan sumber daya yang berbeda. Secara fisik, relay memiliki dua bagian terpisah, yaitu saklar atau kontaktor dan elektromagnet, yang memungkinkan pengoperasian sistem kendali dan beban terpisah.

Relay sering digunakan untuk:

  • Mengontrol motor AC menggunakan rangkaian kontrol DC.
  • Mengendalikan beban dengan sumber tegangan yang berbeda.
  • Sebagai selektor hubungan atau pemilih hubungan.
  • Sebagai eksekutor rangkaian tunda dan proteksi pemutus arus dalam kondisi tertentu.

Jenis Kontak Relay

Titik kontak relay ada dua jenis, yaitu:

  1. Normally Close (NC): Kontak dalam posisi tertutup saat relay tidak diaktifkan.
  2. Normally Open (NO): Kontak dalam posisi terbuka saat relay tidak diaktifkan.

Pole dan Throw pada Relay

Relay juga dibedakan berdasarkan jumlah kontak (Pole) dan kondisi yang dimiliki oleh kontak (Throw). Berikut adalah jenis-jenis relay berdasarkan Pole dan Throw:

  1. Single Pole Single Throw (SPST): Memiliki 4 terminal (dua untuk saklar dan dua untuk kumparan).
  2. Single Pole Double Throw (SPDT): Memiliki 5 terminal (tiga untuk saklar dan dua untuk kumparan).
  3. Double Pole Single Throw (DPST): Memiliki 6 terminal, dua pasang terminal untuk saklar dan dua untuk kumparan.
  4. Double Pole Double Throw (DPDT): Memiliki 8 terminal, dengan dua pasang relay SPDT yang dikendalikan oleh satu kumparan.

Relay juga tersedia dalam jenis dengan lebih dari dua pole dan throw, seperti 3PDT (Triple Pole Double Throw) atau 4PDT (Four Pole Double Throw).


Cara Kerja Relay

Relay bekerja dengan mengandalkan prinsip elektromagnetik. Ketika arus listrik mengalir melalui kumparan, medan magnet terbentuk dan menarik atau mendorong armature (bagian yang bergerak) untuk membuka atau menutup kontak. Perubahan ini memungkinkan atau memutuskan aliran listrik pada sirkuit yang lebih besar.


Fungsi Utama Relay dalam Sistem Elektronik

Relay memiliki beberapa fungsi utama dalam rangkaian elektronik, antara lain:

  1. Fungsi Logika: Mengendalikan sistem logika dengan sinyal listrik kecil.
  2. Fungsi Penundaan Waktu: Digunakan untuk menunda pengaktifan sirkuit.
  3. Kontrol Tegangan Tinggi dengan Tegangan Rendah: Relay mengontrol sirkuit tegangan tinggi dengan sinyal tegangan rendah.
  4. Proteksi Sistem: Relay dapat melindungi motor atau komponen lainnya dari kerusakan akibat kelebihan tegangan atau hubung singkat.

Komponen-Komponen dalam Relay

Relay terdiri dari empat komponen utama yang bekerja bersama untuk memastikan pengoperasiannya yang efisien:

  1. Elektromagnet (Kumparan): Mengubah energi listrik menjadi energi magnetik yang menciptakan medan magnet untuk menggerakkan armature.
  2. Armature: Bagian yang bergerak, berfungsi untuk membuka atau menutup kontak.
  3. Saklar Kontak (Switch Contact Point): Titik di mana sirkuit dibuka atau ditutup. Terdapat dua jenis kontak: Normally Open (NO) dan Normally Close (NC).
  4. Spring (Pegas): Mengembalikan armature ke posisi semula setelah arus listrik dihentikan, memastikan keandalan operasional relay.

Sifat-Sifat Relay

Beberapa sifat penting relay antara lain:

  • Impedansi Kumparan: Ditetapkan oleh tebal kawat dan jumlah lilitan. Impedansi umumnya bernilai sekitar 1 ± 50 Kohm untuk daya hantar yang baik.
  • Daya Operasional: Daya yang dibutuhkan untuk mengoperasikan relay sama dengan tegangan dikalikan dengan arus.
  • Kontak Relay: Jumlah dan jarak kontak yang memungkinkan relay untuk membuka dan menutup beberapa kontak sekaligus. Jarak antar kontak menentukan tegangan maksimum yang dapat diterima.

Kesimpulan

Relay adalah komponen penting dalam dunia elektronika yang memudahkan pengendalian aliran listrik antara dua sistem yang terpisah dengan menggunakan sinyal listrik yang kecil. Relay banyak digunakan dalam aplikasi seperti proteksi motor, kontrol perangkat, dan sistem logika. Dengan memahami prinsip kerja dan komponen-komponen relay, kita dapat lebih efisien dalam merancang dan mengoperasikan rangkaian elektronik.


Daftar Pustaka:

  1. Saleh, M., & Haryanti, M. (2017). Rancang Bangun Sistem Keamanan Rumah Menggunakan Relay. Jurnal Teknologi Elektro, 8(2), 143398.
  2. Turang, D. a. O. (2015). Pengembangan Sistem Relay Pengendalian dan Penghematan Pemakaian Lampu Berbasis Mobile. Seminar Nasional Informatika (SEMNASIF), 1(1).

Baca Artikel Menarik Lainnya:

Artikel diperbarui 25/01/2025.

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url