Mengenal Biodiesel: Solusi Energi yang Menggugah Selera
Pengertian Biodisel
Biodiesel merupakan jenis bahan bakar alternatif yang diproduksi dari berbagai macam bahan organik atau alami seperti minyak kelapa sawit, kedelai, jarak pagar, atau sumber organik dan alami lainnya yang tersedia.
Proses produksi biodiesel melibatkan reaksi kimia antara minyak nabati atau lemak hewan dengan alkohol, seperti metanol atau etanol, yang dibantu oleh katalis seperti natrium atau kalium hidroksida.
Biodiesel seringkali digunakan sebagai pengganti bahan bakar diesel yang dihasilkan dari minyak bumi, dan dapat digunakan di mesin diesel tanpa memerlukan modifikasi yang signifikan. Biodiesel dianggap lebih ramah lingkungan daripada bahan bakar diesel konvensional karena menghasilkan emisi gas buang yang lebih rendah dan terbuat dari bahan-bahan yang dapat diperbarui.
Konsep biodiesel sudah dikenal sejak awal abad ke-20 saat Rudolf Diesel, seorang insinyur Jerman yang menemukan mesin diesel pada tahun 1892. Diesel berharap mesin diesel dapat menggunakan bahan bakar yang lebih terbarukan seperti minyak nabati.
Pada tahun 1930-an, beberapa petani di Amerika Serikat mulai menggunakan mesin diesel yang dapat dioperasikan dengan minyak nabati. Namun, produksi minyak nabati untuk bahan bakar diesel tidak berkembang karena minyak bumi masih lebih murah dan mudah diakses.
Pada 1970-an, kekhawatiran terhadap lingkungan dan ketergantungan pada minyak bumi sehingga mendorong pencarian alternatif bahan bakar. Beberapa negara seperti Prancis dan Jerman mulai meneliti produksi biodiesel dari minyak nabati dan lemak hewan.
Pada 1990-an, produksi biodiesel meningkat di Eropa, terutama di Jerman, dan menjadi bahan bakar alternatif yang populer. Pada tahun 1992, Jerman menetapkan standar kualitas biodiesel, dan pada tahun 1998, Uni Eropa menetapkan target produksi biodiesel untuk negara-negara anggotanya.
Sejak saat itu, produksi biodiesel telah meningkat di seluruh dunia, terutama di negara-negara dengan sumber daya nabati yang melimpah seperti Indonesia, Malaysia, dan Brasil. Produksi biodiesel terus berkembang sebagai alternatif bahan bakar yang ramah lingkungan dan terbarukan.
Penerapan Biodiesel
Saat ini, biodiesel telah dimanfaatkan di berbagai sektor, sesuai dengan Peraturan Menteri No. 12 Tahun 2015:
- Usaha mikro: Biodiesel dapat digunakan untuk mengoperasikan mesin-mesin kecil, seperti genset dan traktor.
- Usaha perikanan: Biodiesel dapat digunakan untuk bahan bakar kapal penangkap ikan.
- Usaha pertanian: Biodiesel dapat digunakan untuk mengoperasikan mesin-mesin pertanian, seperti traktor dan pompa air.
- Transportasi: Biodiesel dicampur dengan solar untuk bahan bakar kendaraan, seperti bus, truk, dan mobil.
- Pembangkit listrik: Biodiesel dapat digunakan untuk mengoperasikan generator listrik.
- Industri: Biodiesel dapat digunakan sebagai bahan bakar untuk boiler dan mesin industri lainnya.
- Komersial: Biodiesel dapat digunakan untuk berbagai keperluan komersial, seperti pemanas ruangan dan air panas.
Proses Pembuatan Biodiesel
1. Pretreatment (Perlakuan Awal)
- Minyak nabati dipanaskan hingga mencapai temperatur tertentu.
- Air dan kotoran dihilangkan melalui proses sentrifugasi atau filtrasi.
2. Esterifikasi
Minyak nabati dicampur dengan metanol atau etanol dan katalis basa (NaOH, KOH, atau NaOCH3). Reaksi kimia terjadi, menghasilkan ester metil asam lemak (biodiesel) dan gliserol.
3. Transesterifikasi
- Jika asam lemak bebas dalam minyak nabati tinggi, dilakukan transesterifikasi.
- Metanol atau etanol dan katalis ditambahkan ke dalam campuran.
- Reaksi kimia menghasilkan biodiesel dan gliserol.
4. Pemurnian
- Biodiesel dicuci dengan air untuk menghilangkan katalis dan sabun.
- Biodiesel dikeringkan untuk menghilangkan sisa air.
- Biodiesel dimurnikan lebih lanjut untuk memenuhi standar kualitas.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Pembuatan Biodiesel:
- Jenis minyak nabati: Jenis minyak nabati yang digunakan akan mempengaruhi kualitas dan karakteristik biodiesel.
- Katalis: Jenis dan jumlah katalis akan mempengaruhi kecepatan dan efisiensi reaksi.
- Suhu dan tekanan: Suhu dan tekanan reaksi akan mempengaruhi hasil dan kualitas biodiesel.
Baca juga: Jenis-Jenis Energi Terbarukan
Potensi Besar Energi Alternatif di Indonesia
Bio diesel menjadi primadona sebagai bahan bakar alternatif di Indonesia. Potensinya yang besar didorong oleh beberapa faktor:
1. Kelimpahan Bahan Baku: Indonesia memiliki sumber daya alam yang kaya akan minyak nabati, seperti kelapa sawit, kacang tanah, dan jatropha. Bahan baku ini menjadi sumber utama pembuatan biodiesel.
2. Teknologi yang Mudah Diakses: Teknologi pembuatan biodiesel relatif mudah dipelajari dan diterapkan. Hal ini memungkinkan pengembangan industri biodiesel di berbagai daerah.
3. Peluang Pasar yang Menjanjikan: Permintaan biodiesel terus meningkat, baik di dalam negeri maupun luar negeri. Hal ini membuka peluang pasar yang besar bagi para pelaku industri biodiesel.
4. Kebutuhan Energi Alternatif: Kekhawatiran akan keterbatasan energi fosil dan dampak negatifnya terhadap lingkungan mendorong pencarian alternatif yang lebih ramah lingkungan. Biodiesel menjadi solusi yang tepat untuk memenuhi kebutuhan ini.
Jenis-Jenis Biodiesel
Terdapat beberapa jenis biodiesel dengan perbandingan komposisi yang berbeda. Salah satu penyedia bahan bakar swasta menggambarkan beberapa di antaranya:
Biodiesel B20
Merupakan produk yang terdiri dari campuran 20% biodiesel dan 80% bahan bakar solar. Program ini mulai diberlakukan sejak Januari 2016 berdasarkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 12 tahun 2015 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Menteri ESDM nomor 32 tahun 2008.
Biodiesel B30 dan B35
Biodiesel B30 terdiri dari campuran 30% biodiesel dengan 70% bahan bakar solar. Program ini berjalan mulai Januari 2020, sesuai dengan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 12 tahun 2015 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Menteri ESDM nomor 32 tahun 2008. Selanjutnya, pemerintah mendorong transisi dari B30 menjadi B35 mulai Desember 2022 hingga 2023, dengan komposisi 35% biodiesel dan 65% solar.
Biodiesel B100
Merupakan bahan bakar nabati yang digunakan untuk aplikasi mesin diesel, yang terdiri dari ester metil asam lemak dari minyak nabati atau lemak hewani yang telah melalui proses esterifikasi atau transesterifikasi.
Kelebihan Biodiesel
1. Sumber Energi Terbarukan: Biodiesel diperoleh secara alami dari sumber yang dapat diperbarui, sehingga kontinuitas bahan bakunya aman.
2. Meningkatkan Independensi Pasokan Minyak: Biodiesel bisa diproduksi secara lokal, meningkatkan kemandirian pasokan energi.
3. Ramah Lingkungan: Biodiesel menghasilkan emisi gas buang dengan kualitas yang baik, bebas sulfur, asap rendah, dan bilangan cetane tinggi, serta mengurangi dampak pemanasan global.
4. Kandungan Asap Rendah: Biodiesel memiliki kandungan asap yang rendah, sehingga menghasilkan karbon dioksida yang minim, membantu menjaga lapisan ozon.
5. Bersih dan Biodegradable: Pembakaran biodiesel bersih dan tidak menghasilkan racun, serta mudah terurai oleh alam.
6. Memiliki Sifat Pelumas: Biodiesel memiliki sifat pelumas pada mesin piston karena merupakan minyak non-pengeringan.
Baca juga: Kelebihan dan Kekurangan Panel Surya
Kekurangan Biodiesel
- Penyimpanan yang Tepat: Biodiesel harus disimpan pada suhu yang tepat, karena penyimpanan yang tidak benar dapat menyebabkan masalah seperti pembentukan jamur atau pengentalan.
- Potensi Masalah Pelumasan: Penggunaan biodiesel dapat menyebabkan masalah pelumasan pada mesin diesel, seperti endapan pada dinding tangki dan filter bahan bakar tersumbat.
Sumber referensi:
https://www.shell.co.id/in_id/konsumen-bisnis/shell-fleet-card/pengertian-biodiesel.html
https://onesolution.pertamina.com/Insight/Page/Pengertian_Biodiesel
https://www.polbangtanmedan.ac.id/pdf/Jurnal%202015/Vol%209%20No%202/04%20LIZA.pdf
https://koran.tempo.co/read/ekonomi-dan-bisnis/486146/mengenal-biodiesel-definisi-manfaat-dan-proses-pembuatannya
https://oto.detik.com/berita/d-6969929/apa-itu-biodiesel-ini-jenis-kelebihan-dan-kekurangannya